https://www.mediafire.com/file/1z7alpafhoe78zb/SDN+Wates+2+Kota+Magelang.docx/file
TIP BERBURU
Saturday, August 13, 2022
Wednesday, July 27, 2022
Sunday, December 20, 2020
Pemilihan Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
MAKALAH
“Pemilihan Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Matakuliah
MEDIA
PEMBELAJARAN PAI
Dosen
Pengampu: Husna Nashihin, M.Pd.I
Oleh :
Mohamad Yunus ( 2118017 ) PAI 5C
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM
STAINU TEMANGGUNG
2020
PENDAHULUAN
Pemilihan Media Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI)
Perlu kita ketahui bahwa Tidak semua
media pembelajaran cocok digunakan dalam proses pembelajaran PAI, untuk itu
perlu dilakukan pertimbangan dalam memilih media supaya penggunaan media
pembelajaran tersebut benar dan tepat. Media yang digunakan guru PAI harus
tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, untuk menentukan
media yang tepat guru PAI harus memperhatikan beberapa hal yang berkaitan
dengan pemilihan media, akan saya perjelaskan satu persatu tentang pemilihan
media pembelajaran PAI antara lain meliputi:
1.
Kesesuaian media
dengan tujuan pembelajaran,
Media yang dipilih untuk pembelajaran
PAI agar sesuai dengan tujuan pembelajaran PAI tentunya dapat digunakan untuk
kepentingan bersama (guru dan siswa). Artinya dengan media pembelajaran yang
digunakan, guru mendapatkan kemanfaatan termasuk dapat menyampaikan materi PAI
dengan berkesan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dan dengan menggunakan
media pembelajaran, siswa pun mendapat manfaat karena dapat memahami materi
pembelajaran PAI yang telah disampaikan oleh guru, dan siswa dapat menceritakan
kembali mengenai materi PAI yang diajar oleh guru dalam proses pengajaran dan
pembelajaran PAI.
Contoh: Dalam, pelajaran BTQ Tilawah
misalnya: agar tujuan pembelajaran tercapai, untuk kemampuan melantunkan mendengarkan
atau menyimak, media yang lebih tepat digunakan adalah media audio seperti
rekaman/kaset tilawah, sound&speaker. Sedangkan untuk kemampuan menulis atau
membaca, maka media yang lebih tepat digunakan adalah media cetak.Dan pada
akhirnya dgn penggunaan media tesebut, siswapun mampu menguasai ketrampilan
bertilwah bisa mempraktekkan bahkan berprestasi.
2. Kesesuaian media
dengan tingkat kemampuan siswa,
Kesesuaian media yang digunakan dalam
pembelajaran PAI mestilah berdasarkan tingkat pemahaman siswa. Siswa belajar
dengan tingkat kemampuan yang berbeda dan pada tingkat kecepatan yang berbeda.
Faktor seperti kecerdasan, tingkat pendidikan, kepribadian, dan gaya
pembelajaran mempengaruhi kemampuan dan kesediaan siswa untuk belajar. Dalam
hal ini media haruslah familiar dengan karakteristik siswa. Yaitu mengkaji
sifat-sifat dan ciri-ciri media yang akan digunakan. Hal lainnya karakteristik
siswa, baik secara kuantitatif (jumlah) ataupun kualitatif (kualitas, ciri dan
kebiasaan lain) dari siswa terhadap media yang akan digunakan. Semisal dalam
pembelajaran PAI secara daring, seorang
guru PAI meletakkan materi pembelajaran PAI di Google site berupa web online,
video online pembelajaran PAI agar siswa mudah mencari materi pokok yang sudah
di kelompokkan linknya di portal google site. Perlu diketahui Google Sites itu
merupakan aplikasi wiki terstruktur untuk membuat situs web pribadi maupun
kelompok, untuk keperluan personal maupun korporat terlebih digunakan keperluan
sebagai media pembelajaran PAI sangat bermanfaat sekali. Dalam penggunaan media
berupa portal google site ini siswa mampu memanfaatkan media tersebut, sehingga
dalam mencari informasi maupun materi pembelajaran PAI siswa dapat membuka web
maupun video pembelajaran PAI yang sesuai seperti instruksi dari gurunya.
Walaupun belum familiar, penggunaan google site memberi kemudahan dan manfaat bagi siswa dalam menggunakannya dan tentunya tidak menjadikan
sembarangan browsing di situs yang salah yang tidak sesuai dg materi yg
diajarkan gurunya. Inilah yang dinamakan
kemampuan siswa menggunakan media tersebut, mampu diajari dan mampu mengoperasikan.
3.
Ketersediaan sumber
belajar.
Menyediakan sumber belajar PAI untuk pembelajaran yaitu ketersediaan segala sesuatu yang
menjadi dasar seseorang dalam belajar baik dari lingkungan, al Quran dan
Assunah, Manusia dan sejarah dalam proses pembelajaran PAI. Seperti: informasi,
bahan ajar; cerita rakyat, dongeng, hikayat, guru, instruktur, siswa, ahli,
nara sumber, buku, film, slides, gambar, alat/ perlengkapan, komputer, radio,
televisi, LCD, kamera, papan tulis, alat listrik, disikusi, seminar, pemecahan
masalah, simulasi, permainan, ruang kelas, tempat ibadah, perpustakaan dan lain
sebagainya yang tentunya berkaitan dengan Pembelajaran PAI. Dengan adanya
sumber belajar yang tersedia sebagai media pembelajaran maka tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
4.
Ketersediaan dana/
biaya
Ketersediaan biaya/dana diperlukan
untuk mengembangkan atau mengadakan media pembelajaran PAI. Semisal seorang
guru PAI akan menggunakan kain mori sebagai media pembelajaran PAI bab
mengkafani dan sekolah belum mempunyai kain mori. maka dibutuhkan dana/ biaya untuk
pengadaan tersebut. Entah itu membeli di toko atau menyewa. Sebagai catatan :
Guru dalam memperhitungkan biaya dari media pembelajaran yang dipilih. Jangan
sampai media pembelajaran yang dipilih akan mengeluarkan biaya yang cukup
tinggi tetapi materi pengajaran tidak tersampaikan ke siswa. Bukan berarti guru
memilih media yang tidak mengeluarkan biaya. Karena belum tentu media
pembelajaran yang membutuhkan biaya yang tinggi itu dapat menyampaikan materi
pembelajaran ke siswa, sebaliknya media pembelajaran yang membutuhkan biaya
yang relatif sedikit juga belum tentu tidak dapat menyampaikan materi. Maka
daripada itu betapa ketersediaan dana untuk biaya pengadaan media sangat
diperlukan.
5.
Kesesuaian media
dengan teknik yang dipakai.
Dalam proses pengajaran dan
pembelajaran guru PAI mesti mempunyai kepakaran dalam menggunakan pelbagai
jenis media pembelajaran, terutama media yang digunakan dalam proses
pengajaran, sehingga bahan atau pesan yang disampaikan akan disalurkan dengan
baik juga. Keberhasilan penggunaan media pembelajaran Pendidikan Agama Islam
bergantung kepada: isi pesan, cara pesan dijelaskan, dan ciri-ciri penerima pesan.
Kesesuaian media pembelajaran PAI dalam penerapan ilmu dan teknologi untuk
menyelesaikan permasalahan siswa. Hal ini diselesaikan lewat pengetahuan,
matematis dan pengalaman praktis yang diterapkan untuk mendesain objek atau
proses yang berguna yang dipakai dalam pembelajaran PAI. Contoh: Media yang
digunakan dalam proses pembelajaran dalam mata pelajaran PAI yaitu media whiteboard,
Laptop dan LCD. Media whiteboard yang dipergunakan mempunyai kelebihan jika
waktu untuk mempersiapkannya hanya sedikit, maka whiteboard ini cocok
digunakan, karena waktu untuk mempersiapkannya tidak lama. Jika materi yang
akan disampaikan terlalu rumit untuk dijelaskan dengan whiteboard, maka
dipilihlah media Laptop dan LCD untuk menampilkan materi pembelajaran secara
efektif.
Jadi dapat disimpulkan Pemilihan Media
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Memilih media tidak boleh dilakukan
secara sembarangan, tetapi berdasarkan kriteria tertentu. Kesalahan pada masa
pemilihan, baik dalam memilih jenis media dan topik yang disediakan, akan
membawa akibat yang tidak kita inginkan pada masa akan datang.
Terdapat beberapa prinsip dalam memilih
media pembelajaran yang mesti dipertimbangkan oleh guru PAI, perkara yang
paling penting dalam memilih media pembelajaran PAI ialah terdapat patokan yang digunakan
dalam proses pemilihan media. Pemilihan dan penggunaan media pembelajaran mesti
melibatkan personel yang mampu, mahir, dan profesional untuk menggunakannya di
setiap lembaga pendidikan. Biaya yang diperlukan juga mesti ada dan mampu
dimiliki oleh lembaga pendidikan yang bersangkutan.
Setiap media pembelajaran mempunyai kelebihan
tersendiri, oleh karna itu kita diharapkan dapat memilih media yang sesuai
dengan keperluan atau objek pembelajaran.
[13:37, 10/18/2020] Arlin: 🌽🌽🌽🌽Assalamualaikum warahmatullahi wa barakah?
Karena waktu sudah menunjukkan waktunya Makul Media Pembelajaran PAI .
Mari absen terlebih dahulu ;
1.Mohamad Yunus
2. Puji Rahayu
3. Sofiyatus Sa'adah
4. Uli Nikmah
5.Irsa Charisah
6. Anggun nadya
7.Pancarida Kurota A'yunin
8. Fathiyatun Nisa
9. Mifrokhatun Khasanah
10. Wisnu Bagus Saputro
11. Erwin Widiyanto
12. Sriatun
13. Maila Nadhifah
14. Diana Nur Auliasari
15. Abdul Ghofur
16. Sudarsih Dwi Ningrum
17. Nur rochmat
18.zaenal habibi
19. Arlin fatoni
🍭🍭🍭🍭🍭
[13:43, 10/18/2020] +62
882-2893-7660: Nama : Diana Nur Aulia
Pak yun saya mau bertanya, seperti
yg sudah d paparkn pada Artikel, disimpulanya ada begini "Pemilihan dan
penggunaan
media pembelajaran mesti melibatkan
personel yang mampu, mahir, dan profesional untuk
menggunakannya di setiap lembaga
pendidikan."
Pertanyaanya bagaimana jika di
sekolah tersebut sebenarnya peralatan dan medianya sangat canggih dan kumplit,
tetapi karena gurunya sudah banyak yg senior atau sepoh jadi tidak bisa mengoprasikanya,
njok gimana ini pak yun? Terimakasih🙏🏻
[13:44, 10/18/2020] Ex: Saya Erwin
Widiyanto akan bertanya kepada saudara pemakalah:
Disebutkan di kesimpulan bahwa
dalam memilih media pembelajaran harus memakai prinsip. Apakah prinsip
tersebut? terimakasih
[13:45, 10/18/2020] NurRokhmat:
Saya nur rochmat
mau bertanya kepada pemateri pak
yunus
Disitu dikatakan media sesuai
dengan tingkat kemampuan siswa
Dalam masa pandemi ini siswa dari
sd sampai perguruan tinggi kebanyakan menggunakan media yang sama, dari hal
tersebut yang saya tanyakan relevankah media (wa, yt, zoom dll) yang digunakan
sekarang ini untuk tingkatkan anak sd?
Jika relevan alasannya?
Jika tidak relevan media apa yang
cocok untuk anak usia sd disaat pandemi seperti ini?
Terimakasih
[13:53, 10/18/2020] wisnu: Saya :
Wisnu Bagus Saputro bertanya .
Pemilihan media pembelajaran memang
sangat menunjang dalam proses pembelajaran. Akan tetapi jika semuanya sudah
masuk, (media pembelajarannya ok, mengoperasikannya juga ok) tapi para siswa
tidak banyak yang paham mengenai materi yang di ajarkan. Mereka malah fokus dan
terkagum dengan Pyoyektor misalnya (karena baru pertama kali liat). Itu kira*
bagaimana menyelesaikan masalah gumunan heuheu 🙏
[13:59, 10/18/2020] Mohamad
Yunus(Bangkit): 1. Menjawab pertanyaan saudari Diana Nur Aulia
Pemilihan dan penggunaan
media pembelajaran mesti melibatkan
personel yang mampu, mahir, dan profesional untuk
menggunakannya di setiap lembaga
pendidikan."
Pertanyaanya bagaimana jika di
sekolah tersebut sebenarnya peralatan dan medianya sangat canggih dan kumplit,
tetapi karena gurunya sudah banyak yg senior atau sepoh jadi tidak bisa
mengoprasikanya?
Jawab;Perlu diadakan pelatihan
keterampilan pada guru agar tidak gaptek dan mengangkat kualitasnya sebagai
seorang guru dalam menggunakan media pembelajaran. Melalui pelatihan tersebut diharapkan guru
dapat mengoprasikan program-program sederhana seperti Microsoft office untuk
memudahkan pekerjaan guru dan juga keterampilan mengunakan internet untuk
memperol…
[14:02, 10/18/2020] MIMI:
Miftokhatun Khasanah
Hampir sama dengan pak erwin,
disebutkan dalam memilih media.pembelajaran PAI memakai.patokan dan prinsip,
saya masih belum faham..
Terimakasih 🙏
[14:03, 10/18/2020] +62
882-2893-7660: Terimakasih pak yun 😍🙏🏻
[14:05, 10/18/2020] Mohamad
Yunus(Bangkit): 2. Menjawab pertanyaan Erwin Widiyanto.
Disebutkan di kesimpulan bahwa
dalam memilih media pembelajaran harus memakai prinsip. Apakah prinsip
tersebut?
Jawab: prinsipnya antara lain:1.
Penggunaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian yang integral
dari suatu sistem pengajaran dan bukan hanya sebagai alat bantu yang berfungsi
sebagai tambahan yang digunakan bila dianggap perlu dan hanya dimanfaatkan
sewaktu-waktu dibutuhkan .
2.Media pengajaran hendaknya
dipandang sebagai sumber belajar yang digunakan dalam usaha memecahkan masalah
yang dihadapi dalam proses belajar mengajar.
3.Guru seharusnya memperhitungkan
untung-ruginya pemanfaatan suatu media pembelajaran
4.Penggunaan media pembelajaran
harus diorganisir secara sistematis bukan sembarang m…
[14:18, 10/18/2020] Ex: Jooooz
gandhos.. terimakasih..
[14:19, 10/18/2020] Mohamad
Yunus(Bangkit): 3. Menjawab pertanyaan dari nur rochmat
Disitu dikatakan media sesuai
dengan tingkat kemampuan siswa*
Dalam masa pandemi ini siswa dari
sd sampai perguruan tinggi kebanyakan menggunakan media yang sama, dari hal
tersebut yang saya tanyakan relevankah media (wa, yt, zoom dll) yang digunakan
sekarang ini untuk tingkatkan anak sd?
Jika relevan alasannya?
Jika tidak relevan media apa yang
cocok untuk anak usia sd disaat pandemi seperti ini?
Jawab: tidak relevan, ditinjau dari
tidak meratanya secara ekonomi dan materi maupun penguasaan dalam menggunakan
maupun memiliki media pembelajaran. Tak ada pilihan dalam menghadapi pendemi
Covid 19, melalui kemendikbud, dinas pendidikan, dan pemerhati pendidikan telah
dan selalu mencari solusi yang terbaik, mana yang tepat …
[14:20, 10/18/2020] Mohamad
Yunus(Bangkit): 2. Menjawab pertanyaan Erwin Widiyanto.
Disebutkan di kesimpulan bahwa
dalam memilih media pembelajaran harus memakai prinsip. Apakah prinsip
tersebut?
Jawab: prinsipnya antara lain:1.
Penggunaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian yang integral
dari suatu sistem pengajaran dan bukan hanya sebagai alat bantu yang berfungsi
sebagai tambahan yang digunakan bila dianggap perlu dan hanya dimanfaatkan
sewaktu-waktu dibutuhkan .
2.Media pengajaran hendaknya
dipandang sebagai sumber belajar yang digunakan dalam usaha memecahkan masalah
yang dihadapi dalam proses belajar mengajar.
3.Guru seharusnya memperhitungkan
untung-ruginya pemanfaatan suatu media pembelajaran
4.Penggunaan media pembelajaran
harus diorganisir secara sistematis bukan sembarang m…
[14:21, 10/18/2020] MIMI: Terima
kasih pak Yunus 🙏
[14:26, 10/18/2020] Mohamad
Yunus(Bangkit): Menjawab pertanyaan Wisnu Bagus Saputro
Pemilihan media pembelajaran memang
sangat menunjang dalam proses pembelajaran. Akan tetapi jika semuanya sudah
masuk, (media pembelajarannya ok, mengoperasikannya juga ok) tapi para siswa
tidak banyak yang paham mengenai materi yang di ajarkan. Mereka malah fokus dan
terkagum dengan Pyoyektor misalnya (karena baru pertama kali liat). Itu kira*
bagaimana menyelesaikan masalah gumunan heuheu 🙏
Jawab: dalam problem ini guru harus
sadar, sebisa mungkin mengkondisikan kelasnya supaya murid memahami materi yang
disampaikan bukan malah membiarkan murid pikiran nya keluar memikirkan media
pembelajaran yang dipakai. Guru harus paham materi dan mampu menyesuaikan
materi yg cocok dengan media pembelajaran yang sesuai, agar tujuan pembelajaran
tercapai.
[14:28, 10/18/2020] wisnu: Masya
allah
Makasih pak yunus 🙏
[14:32, 10/18/2020] Mohamad
Yunus(Bangkit): Bapak dosen saya hormati dan teman-teman yang saya banggakan.
Demikian presentasi dari saya, saya
ucapkan terimakasih kepada Pak Husna atas perhatiannya dan teman atas
partisipasinya. Jika ada kekurangan dan kekhilafan saya mohon maaf🙏🙏
Mari kita tutup dengan bacaan
hamdalah.
Wassalamualaikum wr.wb
Basyiruddin Usman. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Ciputat Pers, Jakarta.
Iskandar. 2009. Psikologi Pendididikan Sebuah Orientasi Baru. Jakarta: Gaung Persada Press
Wina sanjaya.2012. Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran. Prenada Media Grup.Jakarta.
Saturday, October 29, 2016
OPo Tho Nerimo Ing pandum ?
“Narimo ing Pandum” berarti menyadari segala yang diberikan kepada kita sudah sesuai dengan kemampuan kita.
Jadi “Narimo ing Pandum” bukan berarti pasrah dan diam saja atas segala yang diberikan. Namun apapun yang diberikan kepada kita, terimalah dengan ikhlas dan usahakanlah agar yang kita terima bisa berlipat ganda.
Friday, September 9, 2016
Wednesday, August 15, 2012
Magelang Bersama Kupat
Ketupat sendiri menurut para ahli memiliki beberapa arti, diantaranya adalah mencerminkan berbagai macam kesalahan manusia, dilihat dari rumitnya anyaman bungkus ketupat. Yang kedua, mencerminkan kebersihan dan kesucian hati setelah mohon ampun dari segala kesalahan, dilihat dari warna putih ketupat jika dibelah dua. Yang ketiga mencerminkan kesempurnaan, jika dilihat dari bentuk ketupat. Semua itu dihubungkan dengan kemenangan umat Muslim setelah sebulan lamanya berpuasa dan akhirnya menginjak hari yang fitri.
SENI DAN FILOSOFI KETUPAT LEBARAN, Ketupat itu memiliki asal usul dan filosofi mengenai budaya ketimuran di Indonesia. Ketupat sebagai karya budaya dikaitkan dengan suatu hasil dengan beraneka macam bentuk.
Sedang ketupat sebagai ungkapan budaya adalah merupakan simbol yang di dalamnya terkandung makna dan pesan tentang kebaikan. Sebagai ungkapan budaya, ketupat antara lain memberikan makna dan pesan.
Misalnya, salah satu maknanya adalah, bahwa ketupat terdiri dari beras yang dibungkus janur, Nah, beras itu ternyata adalah simbol nafsu dunia. Sedangkan janur, dalam bahasa Jawa adalah akronim dari ëjatining nurí atau bisa diartikan hati nurani.
Jadi ketupat adalah simbolik dari nafsu dunia yang dapat ditutupi oleh hati nurani. Pesan yang terkandung, kira-kira adalah setiap orang itu harus bisa mengendalikan diri, yaitu menutupi nafsu-nafsu dunia dengan hati nurani.
Dalam filosofi Jawa yang lain, kupat berarti ëngaku lepatí atau mengakui kesalahan. Tindakan ëngaku lepatí ini jadi kebiasaan yang sekarang selalu kita lakukan pada tanggal 1 syawal, yaitu bermaaf-maafan dengan keluarga atau tetangga dan teman-teman.
Masih dari filosofinya orang Jawa, kupat erat kaitannya dengan tanggal 1 syawal kan? Nah, kupat disini dapat diartikan dengan ëlaku papatí atau empat tindakan. Laku papat itu adalah lebaran, luberan, leburan dan laburan.
Maksud dari keempat tindakan tersebut, yang pertama, lebaran, dari kata lebar yang berarti selesai. Ini dimaksudkan bahwa 1 Syawal adalah tanda selesainya menjalani puasa, maka tanggal itu biasa disebut dengan Lebaran.
Lalu luberan, berarti melimpah, ibarat air dalam tempayan, isinya melimpah, sehingga tumpah ke bawah. Ini simbol yang memberikan pesan untuk memberikan sebagian hartanya kepada fakir miskin, yaitu sodaqoh dengan ikhlas seperti tumpahnya/lubernya air dari tempayan tersebut. Kemudian, leburan, maksudnya adalah bahwa semua kesalahan dapat lebur (habis) dan lepas serta dapat dimaafkan pada hari tersebut.
Yang terakhir adalah laburan. Di Jawa, labur (kapur) adalah bahan untuk memutihkan dinding. Ini sebagai simbol yang memberikan pesan untuk senantiasa menjaga kebersihan diri lahir dan batin.
Jadi setelah melaksanakan leburan (saling maaf memaafkan) dipesankan untuk menjaga sikap dan tindak yang baik, sehingga dapat mencerminkan budi pekerti yang baik pula.
Gantung Ketupat
Sedangkan ketupat dalam bahasa Sunda juga disebut kupat, yang memberikan pesan agar seseorang jangan suka ìngupatî atau membicarakan hal-hal buruk orang lain.
Selain itu, ada lagi tradisi unik yang kini sudah sangat jarang ditemukan. Selain simbol maaf, ada yang percaya kalau ketupat dapat menolak bala. Caranya dengan menggantungkan ketupat yang sudah matang di atas kusen pintu depan rumah.
Biasanya ketupat digantung bersamaan dengan pisang. Ketupat ini digantungkan berhari-hari, bahkan berbulan-bulan sampai kering hingga Lebaran tahun berikutnya.
Tapi tradisi menggantungkan ketupat yang kental nuansa mistisnya ini, kini sudah sangat jarang ditemukan. Percaya atau tidak, tapi itulah filosofi dan tradisi dari budaya Indonesia.
Cara Jitu Peroleh Pelanggan
- Konsep produksi:
- Konsep produk:
- Konsep penjualan
- Konsep pemasaran
- Konsep pemasaran yang memasyarakat (sosial)
- Konsep pasar
Tanpa bertele-tele, mereka langsung oke saat Anda menyodorkan tawaran. Sikap welcome mereka juga ditunjukkan dengan langsung menjadwalkan bertemu dan presentasi, serta terjadi interaksi yang positif antara Anda dan mereka.
Bila akhirnya terjadi transaksi, tetaplah berhubungan. Tanyakan perkembangan setelah mereka menjadi klien Anda. Mintalah komentar atau kritik dari mereka untuk meningkatkan pelayanan perusahaan Anda.
Mereka sebenarnya butuh atau mungkin suka dengan tawaran Anda, tapi merasa masih ragu. Bila menemui calon klien seperti ini, jangan mundur. Prinsipnya, yakinkan klien bahwa Anda tahu persis kebutuhan mereka. Berikan sejumlah benefit buat mereka, seolah Anda memang men-service, bukan menjual.
Beri waktu untuk membuatnya kembali berpikir. Biarpun saat itu mereka menolak, suatu hari nanti, bila mereka butuh, Anda pastilah orang pertama yang dicari.
Duh, sungguh menjengkelkan memang jika belum-belum mereka sudah bilang tidak berminat. Apa yang bisa dilakukan? Gali lagi latar belakang calon klien dan minat mereka, kemudian dekati dengan cara lain yang lebih personal.
Mengetahui hobi mereka, bisa menjadi celah. Kalau mereka hobi nonton, berikan dong tiket pertunjukan, atau sesekali main ke kantor calon klien, dengan membawa makanan, bergaul dengan orang kantor di sana, dan sebagainya. Lakukan pendekatan untuk membuka peluang, setelah itu, baru ciptakan suatu kebutuhan calon klien terhadap produk Anda.
Sikap dan kemauannya serba tidak jelas. Dibilang nolak, tapi enggak, dibilang oke, tapi kok nadanya nolak? Ah, Anda dibuat pusing oleh ketidakjelasannya. Cara terbaik untuk menghadapi klien seperti ini adalah cari tahu sikap yang sebenarnya. Sebelumnya, Anda perlu tahu dulu kebutuhannya.
Anda bisa mendapatkan info ini dari orang-orang yang bekerja dengannya, atau dari pihak luar yang pernah bekerjasama dengannya. Kalau setelah pendekatan, sikapnya masih ngambang, tidak perlu memaksakan diri. Lebih baik, cari calon klien lain yang lebih punya sikap.
Anda tidak perlu menggerutu jika punya wajah tidak secantik Tamara Bleszynski (dia sih satu banding seribu) Penampilan oke bisa diperoleh dengan berpakaian sesuai ‘tema’ (jangan berpakaian kasual jika Anda menawarkan produk yang sangat feminin). Lalu percaya dirilah (yang ditampilkan dengan bahu tegak, mata menatap pasti, dan senyum yang konstan). Sikap ini akan membuat Anda terlihat sebagai orang yang sukses. Orang tentu akan lebih senang bertransaksi dengan orang yang tampak sukses daripada gagal.
Simpan dalam peti untuk sementara suasana hati yang buruk akibat patah hati. Tampillah dengan penuh gairah saat bertemu calon klien. Sebab hanya dengan emosi yang stabil, dapat tercipta energi dan mood yang baik.
Senyum itu murah tapi punya dampak yang luar biasa. Senyum juga menular pada orang lain. Dengan senyum Anda dapat mencairkan suasana yang kaku, meredakan ketegangan dan kemarahan. Sulit menemui klien? Perlihatkan dong senyum terbaik Anda.
Mereka lebih suka bila Anda menyebut nama, ketimbang memanggil mereka dengan sebutan ibu dan bapak saja. Anda toh tidak sedang berinteraksi dengan orang asing di kendaraan umum, kan?
Biar pembicaraan tidak monoton, perhatikan nada dan tekanan suara. Ada kata-kata yang perlu diucapkan biasa, dan ada pula yang perlu diberi tekanan untuk menunjukkan pentingnya maksud tersebut.