Membuka usaha sampingan biasanya merupakan cara yang cukup baik untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Dengan membuka usaha sampingan, pertama-tama mungkin harus terlibat penuh didalamnya. Tapi lama kelamaan, bila usaha itu sudah besar, bisa diserahkan pengelolaannya pada orang lain, sehingga bisa punya lebih banyak waktu dan pemasukanpun dapat terus berjalan.
Bandingkan dengan apabila bekerja pada orang lain dan bekerja sendiri dengan mengandalkan keahlian. Bekerja pada orang lain jelas harus mengikuti jam kerja yang disyaratkan. Sedangkan bekerja sendiri dengan mengandalkan keahlian, biasanya bisa menentukan waktu kerja sendiri, tapi tetap saja kedua-duanya akan membuat sibuk .
PENGHASILAN BISA BESAR
Jangan salah kira, usaha sampingan, apabila dijalankan dengan sungguh-sungguh bisa memberikan hasil yang sama bahkan lebih besar dibanding bila bekerja dan mendapatkan gaji.
Sebagai contoh:
Tukang sate yang berjualan di dekat rumah kita. Setiap hari, dari jam 17.00 – 24.00 (7 jam kerja), ia bisa menjual sekitar 250 tusuk sate ayam. Kalau satu tusuk dihargai Rp 400, maka ini berarti ia mendapatkan Rp 100 ribu sehari. Dalam sebulan, ia bisa bekerja sekitar 25 hari. Ini berarti pemasukannya sebulan mencapai Rp 2,5 juta. Apakah kita pernah tanya berapa sih keuntungannya dari Rp 2,5 juta itu? Dia bilang sekitar 60 persen. Ini berarti keuntungannya adalah Rp 1,5 juta setiap bulan. Itu belum termasuk keuntungan dari penjualan lontongnya.
Tentu saja kita tidak harus jadi penjual sate bila kita memang tidak mau. Kita bisa membuka usaha lain yang mungkin lebih kita kuasai seluk-beluknya. Prinsipnya di sini adalah apa pun usahanya, kalau kita jalankan dengan serius, maka hasilnya akan besar.
Pada awalnya yang namanya usaha mungkin tidak akan selalu berjalan lancar. Penghasilannya mungkin belum seberapa. Itu karena usaha kita mungkin belum dikenal orang banyak. Namanya juga masih baru. Lama kelamaan, seiring dengan makin dikenalnya usaha kita, usaha kita pasti akan mulai berkembang, sehingga hasil yang kita dapatkan juga akan makin besar.
Tukang sate tadi misalnya.
Pertama kali ia membawa dagangannya, orang mungkin masih ragu-ragu untuk mencoba satenya, karena orang baru pertama kali melihat tukang sate ini. Tapi lama kelamaan, orang mulai memesan satenya, dan akhirnya orang ini identik dengan sate. Setiap kali ia lewat di depan rumah kita, kita langsung teringat akan satenya. Itu bukti bahwa usaha apa pun membutuhkan pengenalan.
Orang harus kenal lebih dulu dengan usaha kita, apa pun usaha itu. Entah toko, entah restoran kecil, entah usaha jahitan atau bisnis online. Mungkin pengenalannya makan waktu satu tahun, dua tahun, atau mungkin hanya beberapa bulan, tergantung bagaimana promosi kita. Setelah kenal, barulah selebihnya tergantung pada kualitas produk kita. Bila sekali saja konsumen tak suka, seterusnya mereka kapok membeli produk kita. Apa pun jenisnya.
Karena itu, kita juga harus menjaga kualitas produk agar sesuai keinginan konsumen.
TIDAK HARUS MENINGGALKAN PEKERJAAN
Siapa bilang bahwa kita harus meninggalkan pekerjaan tetap sekarang bila kita mau menjalankan usaha sampingan? Kita tidak harus meninggalkan pekerjaan tetap kita sementara akan menjalankan usaha sampingan.
Hitung-hitung, kita nantinya akan punya pendapatan yang dobel bukan?
Pertama-tama, mungkin pendapatan usaha sampingan kita masih jauh lebih kecil dibanding gaji dari pekerjaan kita sekarang. Tetapi lama-lama, seiring dengan makin dikenalnya usaha kita dan makin maju, maka pendapatan usaha kita akan meningkat dan bahkan bisa menyamai gaji kita sekarang. Kemudian, siapa tahu juga bisa meningkat lagi dan melebihi gaji kita sekarang.
Sehingga pada kondisi ini, kita memiliki pilihan apakah akan mempertahankan kedua pendapatan, atau meninggalkan pekerjaan tetap kita dan terjun total 100 persen ke dalam usaha sampingan kita dengan harapan agar penghasilan dari usaha kita bisa makin besar.
Bagi yang menjadi ibu rumah tangga dan hanya suami yang bekerja, mungkin bisa lebih enak lagi. Dapat merintis usaha sampingan, sementara suami tetap mendapatkan gaji dari pekerjaannya.
Bukan begitu?
SIAP MELUANGKAN WAKTU
Kalau kita menjalankan usaha sambil masih tetap bekerja, maka kita harus siap meluangkan waktu. Bagi yang menjalankan tugas sebagai ibu rumah tangga, harus siap menyisihkan sekitar mungkin 4 jam setiap hari untuk mengurus usaha. Bagi yang juga bekerja di kantor, mungkin harus siap menjalankan usaha pada malam hari.
Terserah kita.
Yang jelas, kita harus memiliki komitmen untuk mau menjalankan usaha, dan jangan kaget kalau nanti akan lebih capek dari biasanya. Ini wajar, karena menjalankan dua pekerjaan sekaligus.
Tapi apa yang membuat kita mau lebih capek dari biasanya?
Apa yang membuat kita mau repot-repot menjalankan usaha kita?
Ini karena kita ingin agar usaha sampingan kita bisa berkembang kelak dan pengelolaannya bisa kita serahkan ke orang lain sehingga kita bisa punya lebih banyak waktu untuk santai bersama keluarga kelak sementara tetap mendapatkan penghasilan.
Jadi, kita investasi waktu (mau lebih sibuk) sekarang, dengan harapan agar kita mendapatkan waktu yang lebih banyak kelak.
Jadi, sesibuk apa pun sekarang, kenapa kita tidak luangkan waktu untuk merintis sebuah usaha?
PERLU DUKUNGAN KELUARGA
Minta dukungan dari keluarga kita. Kalau perlu, ajak untuk ikut membantu. Libatkan dari awal. Dengan demikian, keluarga bisa ikut berperan dalam usaha sampingan. Dukungan keluarga itu penting. Banyak usaha rumahan yang gagal karena tidak adanya dukungan keluarga.
Bukan berarti kita tidak akan berhasil dalam usaha sampingan bila tidak didukung keluarga, tapi memang akan sangat membantu kalau keluarga kita ikut mendukung usaha. Kalau perlu, jangan katakan bahwa ini adalah usaha kita. Katakan bahwa ini adalah usaha keluarga. Kelak kalau usaha ini besar, keluarga kita bisa ikut terlibat di dalamnya.
Bukankah akan mengasyikkan bila keluarga bekerja bersama membangun usaha keluarga?
TIDAK HARUS SEKOLAH TINGGI
Apakah kita adalah salah satu dari mereka yang tidak mengenyam sekolah tinggi? Apakah kita cuma lulusan SMP? Apakah kita cuma lulusan SMEA? Atau apakah kita sama sekali tidak pernah sekolah dan hanya punya pengalaman?
Kita tidak harus mengenyam sekolah tinggi lebih dulu untuk bisa membuka usaha dan berhasil dalam usaha. Kita sudah sering mendengar dan melihat dengan mata kepala sendiri bahwa ada banyak orang berhasil dalam membangun usahanya dari nol, meski tidak memiliki pendidikan tinggi..
Apa resepnya sehingga bisa berhasil?
Ketekunan dan motivasi untuk bisa berhasil. Yang lebih penting, walaupun tidak sekolah tinggi mau belajar. Belajar tidak harus ditempuh dengan sekolah. Kita bisa belajar dari pengalaman sendiri, dari buku, dan dari pengalaman orang lain (baik keberhasilan maupun kegagalannya). Satu lagi, kita mau memulai usaha dari kecil lebih dulu, sebelum lama-lama usaha itu menjadi besar.
Percayalah, kita punya kesempatan yang sama dengan mereka yang sudah berhasil untuk bisa berhasil, walaupun kita tidak memiliki pendidikan tinggi sekalipun.
Jadi tunggu apa lagi?
skip to main |
skip to sidebar
0 comments:
Post a Comment