Friday, August 13, 2010

tip berburu laptop bekas


Membeli laptop bekas butuh kehati-hatian. Sebelum dibawa pulang, hendaknya periksa dulu komponen komponennya, baik eksternal maupun internal. Alasan orang menjual laptop itu kalau bukan karena rusak pasti sudah ketinggalan zaman. Teliti sebelum membeli laptop bekas merupakan harga mati

Bagi mereka yang berkantong pas-pasan tetapi tidak ingin ketinggalan perkembangan teknologi komputer, membeli laptop bekas bisa menjadi pilihan tepat. Laptop bekas juga cocok bagi mereka yang ingin menghemat. Namun, apa pun alasannya, jangan sampai ketika membeli laptop second itu pembeli merasa tertipu karena kualitas barang ndak sesuai dengan harapan.

Sudah menjadi rahasia umum kalau membeli laptop bekas berisiko tinggi. Menurut Fajar SETYAWAN, penjual laptop bekas di Magelang,Magelang Utara, biasanya orang menjual laptop karena sudah rusak atau model serta teknologinya ketinggalan zaman. Meski demikian, ndak sedikit pula orang yang menjual laptop lantaran terbelit masalah keuangan.

Fajar menyatakan laptop yang dibeli dalam keadaan rusak akan diperbaiki lebih dulu oleh toko elektronik sebelum dijual ke konsumen. Konsekuensinya, tdk ada jaminan bagi pembeli bahwa komponen yang rusak akan diganti dengan komponen orisinal. "Biasanya komponen elektronik yang rusak diganti dengan cara menganibal dari laptop sejenis," ujar Fajar dan Nur Cahyadi.

Tidak adanya garansi resmi dari pemilik merek laptop jika ada kerusakan merupakan risiko lain yang mesti ditanggung pembeli. "Kalaupun masih ada garansi sudah tentu masanya akan sangat pendek," imbuh pengamat komputer dari UMM Magelang , Susilo. Dengan masa garansi yang sangat pendek itu akan muncul berbagai kerugian, semisal materi (uang) dan nonmateri (tenaga, waktu, dan kesempatan).

Nah, agar pembeli tidak merasa rugi dan tertipu setelah membeli laptop bekas, maka yang harus dilakukan ialah teliti saat membeli. Sebelumnya, pembeli juga seyogianya mempertimbangkan merek laptop yang akan dibeli. Pasalnya, dewasa ini banyak sekali merek laptop yang ada di pasaran.

Merujuk studi independen di JEC, setidaknya ada beberapa merek laptop internasional yang banyak dipilih konsumen di Wil.Jogja & JaTeng, antara lain Asus, Toshiba, Sony, Apple, Dell, Lenovo, Acer, Gateway, dan HP.

Sejak 2009 sampai 2010, Mr MARGONO menganalisis 50 laptop dari kesemua merek itu untuk mengetahui frekuensi kerusakannya. Temyata diketahui dalam jangka waktu satu tahun, sepertiga atau 31 persen laptop dari merek-merek itu rentan rusak. Dua per tiga persen kegagalan terjadi pada perangkat keras.

Dari sisi merek, secara tidak langsung Unit COMPUTER merekomendasikan Asus dan Toshiba sebagai laptop yang paling dapat diandalkan. Berdasarkan hasil studi yang dilakukan selama tiga tahun, diketahui kedua jenis lap-
top itu hanya mengalami kerusakan sebesar 15 persen.

Sedangkan Lenovo, Acer, Gateway, dan HP memiliki ringkat kegagalan lebih dari 20 persen sampai 25 persen. Dalam analisis itu pula UNIT COMPUTER mengkategorikan laptop baru berharga kurang dari 400 dollar AS (sekitar 3,5 juta rupiah) sebagai notebook yang memiliki tingkat kerusakan 25 persen.

Lalu laptop baru berharga 400 dollar AS sampai 1.000 dollar AS (sekitar 9 juta rupiah) yang dikategorikan entry level memiliki tingkat kerusakan 20 persen. Sedangkan laptop berharga lebih dari 1.000 dollar AS yang dikategorikan premium memiliki tingkat kerusakan terendah, yakni 18 persen.

Sesuai Kenyataan

Setelah mengetahui merek dan harga, maka sudah tentu., ketika membeli laptop bekas pembeli harus tetap kritis kepada penjual. NurCahyadi menyarankan agar pembeli bertanya kepada penjual tentang kondisi laptop yang sebenarnya. Lalu pembeli membandingkan dengan kenyataannya.

"Periksa mulai dari casis, LCD, optical drive, disk, dan baterai sebagai hardware yang secara umum mudah dilihat oleh orang awam sekalipun," saran Margono. Casis dalam kondisi prima setidaknya menunjukkan laptop bekas dirawat dengan baik sebelumnya. Apabila ada goresan dan cat yang mengelupas hal itu mengindikasikan laptop sebelumnya digunakan dengan sembarangan, hati hati juga membeli laptop bekas yang bersih & wangi terlihat dari fisiknya waspadalah jangan jangan laptop tersebut habis di cuci dengan sabun...mengapa sebab inilah yang sering ngakibatkan rembesan air itu masuk ke komponen dan kemungkinan menyebabkan blank pada laptop ketika di hidupkan.

Jangan lupa periksa seluruh sekrup, apakah sudah pernah bersentuhan dengan obeng atau belum. Jika kepala sekrup dalam keadaan lecet-lecet, setidaknya hal itu memberi tanda bahwa laptop pernah dibongkar, entah itu sekadar mengganti komponen elektronik maupun servis. Pembeli juga hendaknya memeriksa pada bagian belakang laptop. Biasanya di bagian itu tertera segel orisinal dari distributor pemilik merek atau toko. Apabila segel sudah rusak menandakan laptop sudah pernah dibuka atau diperbaiki.

Hal lain yang tidak kalah pentingnya ialah memeriksa layar laptop sebagai salah satu komponen yang terbilang cukup .mahal. Cobalah diperiksa apakah layar itu berjamur, ada noda bocor warna layar atau goresan. Apabila monitor laptop berjamur, bisa dibersihkan dengan menggunakan cairan spray yang bisa dibeli di toko-toko elektronik. Untuk noda bocor pada layar dan goresan biasanya tidak bisa diperbaiki.

Ada baiknya juga jika pembeli memeriksa apakah optical drive masih berjalan dengan baik. Kalau diizinkan, cobalah memeriksa fisiknya untuk memastikan apakah disk masih asli atau sudah diganti. Fajar menambahkan memeriksa daya tahan baterai merupakan salah satu hal utama yang harus diperhatikan pembeli. Tanda-tanda baterai laptop sudah dalam keadaan drop tersebut dapat diamati dari persentase daya yang tertera di layar monitor.

Apabila persentase baterai saat digunakan menjalankan suatu program turun secara drastis, hal itu menandakan baterai dalam kondisi buruk. Untuk memeriksa kondisi baterai yang masih baik memang harus cukup sabar. "Jika daya tahan baterai kurang dari 60 menit saat digunakan untuk menjalankan beberapa program, sebaiknya pilih laptop lainnya," cetus Fajar.

Komponen internal

Tidak kalah penting dari pengamatan eksternal, lanjut Fajar, ialah memperhatikan komponen internal laptop seperti processor, memori, dan kapasitas hard disk. Agar laptop dapat digunakan untuk menjalankan program-program terbaru setidaknya dipilih yang procesornya berjenis Intel Pentium Core Duo atau yang setara. Kapasitas memorinya usahakan minimal 1 megabyte. Sedangkan untuk kapasitas hard disk memang dapat disesuaikan dengan kebutuhan, namun setidaknya pembeli memilih hard disk dengan kapasitas minimal 60 gigabyte.

Berbicara mengenai harga laptop bekas, kata Fajar, sangat bergantung pada kondisi eksternal dan komponen internal laptop. Sekadar patokan, ketika membeli laptop bekas penawaran minimal bisa mencapai separo harga ketika produk pertama kali dikeluarkan distributor.

Misalnya, laptop yang berharga 10 juta rupiah, apabila sudah menjadi barang second harganya bisa turun hingga 5,5 juta rupiah. Namun ketika laptop itu dijual dalam tempo satu sampai dua bulan dari masa pembelian sudah tentu harga second-nya masih tinggi.Ingat memberi laptop bekas itu jangan sampai seperti membeli kucing dalam karung.
by : Toni ( watonlah sing munie )

0 comments: